Minggu, 10 September 2017

Contoh Deskripsi Diri Pengalaman Lulus Serdos Tahap II 2016

Assalamualaikum.
Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan segalanya. Saya ingin berbagi pengalaman lulus serdos tahap II 2016 tentang Deskripsi Diri yang telah saya buat yang saya nilai tulisan saya ini sederhana namun berkualitas.
A. Pengembangan Kualitas Pembelajaran

1. Usaha kreatif:

Usaha kreatif yang saya lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memadukan antara ilmu teoritis dan praktisi lapangan. Berbekal pengalaman saya sebagai programmer lapangan menjadi nilai tersendiri dalam memadukan ilmu teoritis dan praktisi untuk menjadi seorang pengajar. Apalagi hasil survey pada lulusan prodi Sistem Informasi di STMIK Sumedang yang dilakukan secara online menyatakan sebagian besar lulusan bekerja sebagai pengajar. Berdasarkan hasil temuan tersebut saya mencoba untuk melatih mahasiswa menjadi seorang pendidik. Salah satu upaya yang saya lakukan terutama ketika mengampu mata kuliah praktikum, saya selalu mengajak salah satu mahasiswa untuk menemani saya menyampaikan materi. Upaya tersebut dilakukan secara bergantian sehingga semua mahasiswa dapat kesempatan yang sama dan merasakan suasana yang berbeda. Usaha kreatif lainnya yang saya lakukan yaitu membuat website pribadi yang beralamatkan di http://www.atep-ruhiat.info dengan tujuan untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan informasi serta publikasi. Saya kira, tidak berlebihan jika seorang dosen mempunyai website pribadi untuk mempublikasikan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang telah dilakukannya. Dengan adanya website ini mahasiswa tidak hanya mendapatkan kebutuhan mereka pada saat tatap muka dikelas tetapi dapat dilakukan secara online seperti kebutuhan SAP, Silabus, dan Bahan Ajar semuanya dapat di download di website tersebut. Selain itu juga, pengalaman saya diluar kampus sebagai programmer juga manjadikan referensi dalam pembuatan bahan ajar yang disesuaikan dengan kasus dilapangan. Upaya dalam motivasi mahasiswa juga saya lakukan dengan memberikan contoh nyata berupa prodak yang sudah diimplementasikan di dunia kerja. Ajakan kepada mahasiswa untuk meyelesaikan proyek dilapangan juga saya lakukan untuk memberikan pengalaman bagi mereka. Saya juga selalu mengeluarkan statement sekecil apapun ilmu yang kita dapat itu akan jauh lebih baik jika dapat bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, saya memberikan tugas mandiri bagi mahasiswa untuk membuat website pribadi dalam mendorong minat mahasiswa dalam membiasakan diri berbagi ilmu.

2. Dampak perubahan:

Metode pembelajaran tersebut sangat berdampak pada saya pribadi sebagai dosen pengampu mata kuliah maupun terhadap mahasiswa. Dampak yang saya rasakan dengan menerapkan metode tersebut yaitu saya dapat lebih fokus dalam menjelaskan materi sedangkan untuk prakteknya dibantu oleh mahasiswa. Sedangkan dampak bagi mahasiswa, selain mereka membiasakan diri berlatih mental dan kemampuan mereka dalam menyampaikan materi,  juga akan lebih menghargai peran dalam kegiatan pembelajaran. Perubahan yang sangat signifikan adalah dengan meningkatnya keaktifan mahasiswa dalam bertanya dan berdiskusi baik didalam maupun diluar perkuliahan. Adanya website http://www.atep-ruhiat.info juga berdampak sangat luar biasa. Ada pribahasa yang mengatakan “alah bisa karena terbiasa”, dengan website ini saya dapat membiasakan diri untuk menulis setiap saat, berkarya, berbagi informasi, memberikan ilmu dan pengalaman serta publikasi dalam serangkaian kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi pedoman tugas saya sebagai dosen. Sedangkan bagi mahasiswa, dengan adanya website ini mereka dengan mudah mendapatkan bahan untuk mereka pelajari dengan mendownload SAP, Silabus, dan Bahan Ajar sesuai dengan mata kuliah yang akan dipelajari. Hal tersebut akan mendorong mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebelum perkuliahan dimulai. Pengalaman bagi mahasiswa ikut terjun langsung dalam proyek dapat melatih mereka untuk menjadi programmer lapangan. Di lengkapi dengan adanya tugas mandiri tersebut, selain mereka mendapatkan kemampuan membuat website secara online, mereka juga akan membiasakan menulis, mempublikasi kegiatan  dan hasil karya, dan berbagi ilmu. Usaha tersebut akan berdampak pada selarasnya mainset mahasiswa bahwa mereka selain sekarang sedang menuntut ilmu tetapi mereka sudah layak memberikan kontribusinya berdasarkan disiplin ilmu yang mereka kuasai. Sehingga bukan penilaian saja yang mereka dapat tetapi prestasi yang mereka raih untuk pribadinya dan juga masyarakat global.

3. Kedisiplinan:

Dalam menciptakan kedisiplinan harus dimulai dari kesadaran diri sendiri, maka dari itu saya sebagai dosen selalu berusaha untuk belajar disiplin untuk diri pribadi dan mengajarkan disiplin kepada mahasiswa berdasarkan aturan yang berlaku di lingkungan institusi. Aturan di STMIK Sumedang sudah terencana dengan baik terbukti dengan adanya edaran kalender akademik, etika dosen, dan SOP. Hal tersebut mencerminkan bahwa kegiatan sudah terencana dengan jelas. Contoh implementasi kedisiplinan yang saya lakukan  yaitu Pertama, sebelum perkuliahan dimulai SAP dan Silabus telah disusun untuk satu semester serta bahan ajar yang dipublikasikan secara berkala serta pengiriman berkas melalui email ke bagian BAAK dan Prodi. Kedua, disiplin dalam kehadiran, berdasarkan aturan di STMIK Sumedang yaitu perkuliahan dilakukan 14 pertemuan tatap muka dan 2 pertemuan untuk evaluasi (UTS dan UAS) serta kebijakan 75% kehadiran untuk mahasiswa jika kurang dari 75% mahasiswa tidak dapat mengikuti UAS. Ketiga, disiplin dalam menyampaikan materi perkuliahan yaitu sesuai dengan SAP dan Silabus yang telah disusun sebelumnya dan juga dalam membuat soal sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Keempat, disiplin dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan keilmuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu minimal satu tahun satu penelitian, dan yang Kelima, disiplin dalam melakukan pengabdian pada masyarakat, dalam kegiatan ini saya selalu berusaha mengajak mahasiswa bersama-sama menuangkan ide dalam membantu masyarakat dalam pengembangan sistem informasi yaitu minimal satu tahun dua kegiatan. Kelima aspek kedisiplinan tersebut harus dilakukan secara kolaboratif yaitu antara saya sebagai dosen, pimpinan, mahasiswa, dan semua unsur civitas akademika. Contoh yang terjadi dilapangan, ada dosen yang mengharuskan mahasiswa agar disiplin namun dosen itu sendiri belum mencerminkan bahwa dia sudah disiplin begitu pun keadaan sebaliknya maka dari itu dengan adanya kelima kedisiplinan tersebut akan menciptakan kualitas pembelajaran didalam kampus dan diluar kampus. Sehingga dosen dan mahasiswa dapat menyadari akan masing-masing disiplin ilmu yang harus mereka patuhi.

4. Keteladanan:

Saya menyadari bahwa menjadi seorang dosen itu tidak mudah, apalagi dengan melihat background riwayat pendidikan saya yang bukan bidang pendidikan, hal tersebut menjadi tantangan bagi saya pribadi untuk memberikan yang terbaik. Adanya tantangan tersebut menjadikan motivasi bagi saya dalam meyakini diri saya bahwa menjadi seorang pendidik itu adalah pilihan hidup saya.  Ada istilah mengatakan “guru itu digugu dan ditiru” seperti halnya dosen juga sama perintah mereka dan tingkah laku mereka mencerminkan teladan bagi peserta didiknya. Sebelum saya menjadi teladan bagi orang lain, saya sebagai dosen harus mencerminkan prilaku yang layak untuk diteladani. Sebagai dosen tetap yayasan saya selalu datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan jam kerja yang berlaku di STMIK Sumedang. Melihat mayoritas mahasiswa di STMIK Sumedang beragama muslim, saya dalam mengajar selalu mananamkan nilai-nilai keagamaan. Contoh pada saat mengawali dan mengakhiri perkuliahan saya selalu membiasakan mengucapkan salam  dan mahasiswa diwajibkan untuk menjawab, tapi ketika mahasiswa tidak merespon atau hanya sebagian yang menjawab salam maka saya selalu mengulang kembali sampai mereka menyadari pentingnya menjawab salam. Hal tersebut saya lakukan karena salam merupakan sikap saling menghormati dan  mendoakan untuk keselamatan kita semua. Selain itu juga, pada saat melakukan perkuliahan ketika mendengar adzan berkumandang saya membiasakan menghentikan dulu perkuliahan sampai adzan berhenti, dan saya mengajak mahasiswa untuk meluangkan waktu untuk bersama-sama menunaikan shalat terlebih dahulu baru melanjutkan kuliah kembali. Contoh lainnya saya bukan Dosen Pembimbing Akademik (DPAK), namun saya tidak menutup diri apabila ada mahasiswa yang membutuhkan bantuan saya di luar perkuliahan, seperti konsultasi projek, bimbingan tugas akhir/skripsi, menjadi pembicara, dan kegiatan UKM.

 5. Keterbukaan terhadap kritik:

Saya menyadari sebagai manusia biasa ucapan maupun prilaku saya tidak luput dari kesalahan dan kekhilapan. Sehingga saya selalu menerima kritikan baik dari atasan, teman sejawat, maupun mahasiswa. Sebagai contoh saya pernah dikritik oleh atasan saya terkait kedekatan saya dan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi yang kondisinya saya bukan sebagai pembimbing. saya menerima kritikan tersebut dan melakukan instrospeksi diri serta menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi. Selain itu juga saya penah di kritik oleh mahasiswa tentang cara penyampaian materi saya yang di anggap terlalu cepat. Saya menyadari bahwa gaya penyampaian bahasa saya memang seperti itu sehingga saya mengucapkan terima kasih sudah diingatkan dan memperbaiki cara penyampaian saya menjadi lebih pelan. Tujuan saya membuat website http://www.atep-ruhiat.info salah satunya sebagai bentuk keterbukaan publik termasuk didalamnya keterbukaan terhadap kritik. Yang biasanya saya melakukan evaluasi di akhir perkuliahan dengan menyebarkan angket kepada mahasiswa, sekarang mahasiswa dapat memberikan pendapat dan saran mereka secara online dengan adanya fitur kotak saran pada website. Hasilnya saya tampung dan verifikasi untuk dievalusi. Sehingga manfaatnya saya tidak harus menunggu di akhir perkuliahan tetapi dapat langsung mengevaluasi diri sebagai bahan dalam menciptakan suasana akademik yang lebih kondusif.

B. Pengembangan Keilmuan/Keahlian

6. Publikasi karya ilmiah:

Memberikan pengajaran, melakukan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat merupakan tiga tugas utama dari seorang dosen.  Namun melihat kebutuhan saat ini, dengan adanya teknologi internet yang semakin berkembang tanpa ada batasan tugas dosen menjadi bertambah. Sudah menjadi kewajiban saya sebagai dosen melakukan publikasi. Salah satu alasan saya juga dalam membuat website http://www.atep-ruhiat.info untuk mempublikasi kegiatan-kegiatan yang telah saya lakukan yang berhubungan dengan profesi saya sebagai dosen. Saat ini saya telah membuat dua jurnal yang telah dipublikasi di portal jurnal STMIK Sumedang yang beralamatkan di http://repository.stmik-sumedang.ac.id dengan keyword Atep Ruhiat. Saya juga mempublikasi jurnal yang telah saya buat di website pribadi saya di http://www.atep-ruhiat.info/publikasi-jurnal dengan tetap mengarah ke link portal jurnal STMIK Sumedang. Jurnal pertama yang saya buat yaitu Rekayasa Ulang Proses Bisnis Organisasi Dengan Menggunakan Pendekatan Customer Relationship Management (CRM). Selanjutnya jurnal kedua berjudul Evaluasi Aksi Kejahatan Dengan Metode Classification Menggunakan Teknik Regression Tree. Hobi saya sebagai programmer tidak menutup diri saya untuk selalu membuat penelitian yang berhubungan dengan pembuatan produk saja tetapi mencoba mempelajari ilmu baru menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Maka dari itu kedua tema jurnal yang saya buat merupakan wawasan baru yang saya pelajari dalam melatih diri dalam menganalisis situasi yang tujuannya mengarah ke perkembangan kualitas pembelajaran di bidang ilmu Sistem Informasi.

7. Makna dan kegunaan:

Jurnal pertama yang saya buat yaitu tentang Rekayasa Ulang Proses Bisnis Organisasi Dengan Menggunakan Pendekatan Customer Relationship Management (CRM) mempunyai makna bahwa pentingnya pengelola usaha dalam melakukan pendekatan terhadap pelanggan. Salah satu pendekatannya dengan Customer Relationship Management (CRM) yang berguna dalam mendorong loyalitas pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi operasional, pengingkatan time to market, dan peningkatan pendapatan (tunggal, 2000:10). Fokus penelitian ini pada rekayasa proses bisnis yang berdasarkan temuan dan hasil evaluasi, dengan kriteria upgrade, continue as-is, customize existing, new business process, dan retire. Kesimpulan dengan adanya rekayasa proses bisnis ini dapat meningkatkan loyalitas dari pelangan dalam melakukan transaksi di Toko Isi Ulang Air Minum R.O Ozone sehingga berdampak pada meningkatnya keuntungan. Jurnal kedua berjudul Evaluasi Aksi Kejahatan Dengan Metode Classification Menggunakan Teknik Regression Tree mempunyai makna bahwa data statistik yang ditemukan di website http://ec.europa.eu/ tentang persentasi jumlah kejahatan diberbagai Negara di kawasan Eropa, ketika dioleh dengan metode Classification menggunakan teknik Regression Tree didapat knowledge. Untuk mencari knowledge tersebut harus melalui beberapa tahapan yaitu penentuan predictor variable dan target variable, membuat cardinal slip, evaluasi performansi untuk setiap split, membuat root node, memeriksa diverse node, dan menemukan knowledge. Sehingga dapat disimpulkan bahwa knowledge pada penelitian yang saya lakukan akan dapat membantu pihak kepolisian dalam mengantisifasi aksi kejahatan yang terjadi berdasarkan fakta data yang sudah diformulasi.

8. Usaha inovatif:

Kedua penelitian yang sudah saya lakukan merupakan ilmu baru dalam mengembangkan keilmuan saya. Bidang ilmu sistem informasi sangat luas sehingga saya berupaya untuk terus berinovasi dalam memberikan ide-ide inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari penelitian yang pertama, nilai inovatif yang dapat diambil yaitu dengan melakukan pendekatan CRM pada pelanggan dapat meningkatkan transaksi penjualan yang berdampak pada keuntungan. Terjalinnya relasi antara penjual dan pembeli akan berdampak pada timbulnya rasa saling membutuhkan dengan sama-sama diuntungkan. Sedangkan nilai inovatif pada penelitian yang kedua yaitu dalam melakukan penelitian tidak harus studi kasus yang real tetapi dapat juga dengan melihat peluang yang ada sebagai simulasinya dan didapatkan nilai berupa knowledge. Seperti kasus diatas, data tersebut merupakan data aksi kejahatan yang terjadi di kawasan eropa sedangkan saya tidak melakukan penelitian observasi langsung kesana tetapi dengan adanya teknologi internet saya menemukan data statistik tersebut kemudian saya mendapat ide untuk mencoba menganalisis dan mencari pengetahuan yang terkandung dalam data statistik tersebut. Dengan didapatnya knowledge dalam sebuah data statistik yang hanya sebatas informasi saja, membuktikan bahwa peluang untuk melakukan penelitian sangat terbuka. Dengan sentuhan keilmuan, data yang hanya sebatas informasi itu  jika diolah dengan tepat akan menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan yang sangat inovatif.

9. Konsistensi:

Ketidak konsistenan riwayat pendidikan saya terdahulu mengharuskan saya berpikir cerdas. Dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi, saya meyakini diri saya bahwa bidang ilmu sistem informasi merupakan bidang ilmu yang saya pilih. Oleh karena itu saya mengambil bidang ilmu yang linear yaitu Sistem Informasi (S1) dan Magister Sistem Informasi (S2). Dengan latar belakang pendidkan saya dibidang ilmu yang sama, saya dipercaya di STMIK Sumedang sebagai dosen tetap prodi Sistem Informasi. Pihak institusi juga mengetahui hobi saya sebagai programmer, sehingga dalam memberikan mata kuliah sesuai berdasarkan homebase dan keahlian yang saya miliki, seperti Algoritma & Pemrograman, Pemrograman Visual, Sistem Informasi Berbasis Web, dan E-Commerce. Terkait tema dalam melakukan penelitian dan PKM juga saya konsisten dengan keahlian yang saya miliki seperti dalam penelitian saya mencoba mendalami ilmu baru yaitu teknik dalam Data Mining dan pendekatan Customer Relationship Management (CRM) sedangkan dalam PKM fokus ke pembuatan produk beserta pelatihannya. Ilmu baru yang saya maksud dalam penelitian diatas bukan berarti saya tidak konsisten tapi justru saya ingin memperdalam ilmu dalam bidang sistem informasi yang belum sepenuhnya saya kuasai. Sehingga muncul kesadaran dari diri saya sebagai dosen tidak hanya fokus dalam memberikan pengajaran saja tetapi harus terus mengembangkan keahlian dengan cara terus belajar, mencari referensi, melakukan penelitian, PKM, dan publikasi.

10. Target kerja:

Tujuan utama saya mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat tidak lain untuk mengamalkan ilmu yang saya miliki bagi kepentingan masyarakat. Setiap kegiatan yang saya lakukan saya selalu menarget agar sasaran dari semua kegiatan tersebut dapat tercapai. Saya sebagai dosen mempunyai target kerja yaitu target jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk target jangka pendek, dalam kegiatan pengajaran saya berusaha terus berkarya dengan membuat bahan ajar berupa modul /tutorial berkaitan dengan mata kuliah yang saya ampu. Bahan ajar itu saya targetkan selesai sebelum empat pertemuan. Dengan harapan bahan ajar tersebut menjadi panduan bagi mahasiswa untuk lebih cepat memahami setiap mata kuliah yang diberikan. Berkaitan dengan penelitan, saya mempunyai target penelitian dalam satu tahun kedepan melakukan penelitian sebanyak dua kali. Namun target tersebut terkendala kuota penerbitan jurnal di institusi masih terbatas sehingga harus mencari kerjasama dengan instansi lain dalam penerbitan jurnal. Rencana penelitian yang saya akan lakukan yaitu pertama, tentang Sistem Informasi Pertanahan secara Online di tiap desa di Kecamatan Cisarua dan yang kedua, Analisis Lingkungan Bisnis Internal dan Ekternal Kampus pada Prodi Sistem Informasi di STMIK Sumedang. Selain diluar kampus saya juga berusaha untuk menuangkan pemikiran saya untuk institusi dengan melakukan penelitian untuk kepentingan insititusi. Sedangkan dalam PKM, saya mempunyai target ditahun ini melakukan beberapa pengabdian masyarakat seperti sosialisasi website desa di tujuh desa di Kecamatan Cisarua keberlanjutan PKM sebelumnya, serta sosialisasi penerapan e-learning di STIE Sebelas April Sumedang. Berbicara karir, saya juga menargetkan di tahun ini saya mendapatkan sertifikasi dosen yang sedang saya upayakan sekarang sebagai bukti ke professional saya dalam berkarya bagi masyarakat. Untuk target jangka menengah yang saya rencanakan dua tahun kedepan yaitu memperbaiki jabatan fungsional saya dari asisten ahli menjadi lektor. Sedangkan untuk target jangka panjang, jika ada kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi kenapa tidak untuk saya upayakan.

C. Pengabdian Pada Masyarakat

11. Kegiatan PKM:

Sebagai dosen saya harus melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kebiasaan saya sebagai praktisi dilapangan tidak menjadikan beban untuk saya dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat justru semakin termotivasi untuk terus berkarya dan mengabdi pada masyarakat.  Beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah saya lakukan dipublikasi di alamat http://www.atep-ruhiat.info/pkm. Kegiatan PKM ini sudah menjadi rutinitas saya untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengembangkan keilmuan yang saya miliki. Sebelum melakukan kegiatan PKM, saya selalu berkonsultasi dulu kepada atasan, mengajar teman sejawat, dan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan tersebut.  Sebagai contoh kegiatan PKM yang telah saya lakukan, diantaranya Pelatihan Aplikasi Pembayaran Iuran Air Bersih Dalam Meningkatkan Kinerja Pengelola Sarana Air Bersih Tirta Wangi Di Desa Cipandanwangi Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang. (September 2014), Seminar pemanfaatan teknologi informasi di bidang pendidikan, pemerintahan, dan lingkungan masyarakat di Desa Malaka, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang (Juli 2015), Sosialisasi Penggunaan Website Untuk Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Se-Kabupaten Sumedang (Mei 2016), Pelatihan Penggunaan Sistem Informasi Akademik di STIKES Sebelas April Sumedang (Mei 2016), Pelatihan Penggunaan Sistem Informasi Akademik di STIE Sebelas April Sumedang (Juni 2016), Pelatihan Penggunaan Sistem Informasi Mahasiswa berbasis Online di STIE Sebelas April Sumedang  (Juni 2016), Pelatihan Penggunaan Website Profil di CV. Dempo Kosmetika Sumedang (Juni 2016), Sosialisasi Penggunaan Website Profil Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang. (Juli 2016), Pelatihan Penggunaan Sistem Informasi Pertanahan Desa di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang. (Juli 2016), Pendampingan Teknis Kecamatan Cisarua dalam Lomba Sinergitas Kecamatan se-Jawa Barat di Gedung Sate Bandung (Agustus 2016), Pelatihan Penggunaan Sistem Informasi Akademik di program Pascasarja STIA Sebelas April Sumedang  (Agustus 2016), Survey Reklasifikasi Pelanggan PDAM TIRTA MEDAL Kabupaten Sumedang Cabang Cimalaka dan Tanggungkerta  (Agustus 2016). Namun alhamdulillah walaupun kegiatan itu sangat padat tetapi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.

12. Dampak Perubahan:

Dalam melakukan kegiatan PKM, saat ini saya berfokus pada tiga bidang yaitu bidang pendidikan, bidang pemerintahan tingkat desa dan kecamatan, dan bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). PKM yang saya lakukan di bidang pendidikan berdampak bukan hanya pada kemudahan dan kecepatan layanan saja tetapi berdampak pada prestasi perguruan tinggi. Adanya sistem informasi berbasis desktop dan web yang saya bangun di beberapa perguruan tinggi seperti di STIE Sebelas April Sumedang, STIKES Sebelas April Sumedang, dan STIA Sebelas April Sumedang berdampak positif pada pencapaian nilai akreditasi B. Sehingga dengan adanya PKM ini, sedikit demi sedikit migrasi sistem konvensional dirubah menjadi sistem komputerisasi yang tujuannya mengarah ke pencapaian visi dan misi perguruan tinggi kedepan. PKM lainnya juga dilakukan di bidang pemerintahan seperti melakukan sosialisasi, pelatihan, pembuatan website dan aplikasi. Dampak yang sangat terasa oleh masyarakat yaitu kemudahan dalam mendapatkan informasi. Sebagai contoh PPM di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang tentang Sosialisasi Penggunaan Website dan Sistem Informasi Pertanahan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang berdampak pada salah satu kategori penilaian dalam lomba sinergitas se-provinsi Jawa Barat. Dimana hasilnya Kecamatan Cisarua mendapatkan hasil yang membanggakan yaitu juara ketiga se-provinsi Jawa Barat. Perubahan yang terasa sekarang setelah pencapaian prestasi tersebut, adanya tugas khusus bagi tiap desa untuk melakukan publikasi di website http://www.cisarua-sumedangkab.org dan pelaporan data kepemilikan tanah dilakukan secara online. Selain di bidang pendidikan dan pemerintahan, saya juga melakukan PKM untuk memajukan para UMKM khususnya yang berada di Kabupaten Sumedang.  Salah satu hasil PPM berbentuk website yang dapat diakses di http://www.umkmsumedang.com dan http://www.dempokosmetika.com. Dampak perubahan yang dirasakan yaitu mereka merasa terbantu dengan adanya publikasi produk sehingga tidak hanya menjual secara konvensional tetapi dapat juga dilakukan secara online.

13. Dukungan Masyarakat:

Dukungan dari masyarakat sangat penting dalam melaksanakan kegiatan PKM ini, karena tanpa ada dukungan dari masyarakat apa arti kegiatan PKM yang dilakukan. Dukungan tersebut membuktikan bahwa kegiatan PKM yang dilakukan berdampak positif, salah satu dukungannya dalam bentuk pengakuan dari masyarakat dengan adanya kerjasama berkelanjuatan antara pihak institusi dan pihak terkait. Contoh dukungan kegiatan PKM dibidang pendidikan, pengelola perguruan tinggi tersebut memfasilitasi sarana dan prasarana seperti tempat pelatihan, proyektor, jaringan internet, dan buku panduan PKM serta adanya uang insentif untuk para peserta. Dukungan peserta juga terlihat dengan antusiasnya peserta dalam memberikan pertanyaan dan tanggapan terkait kegiatan PKM yang dilakukan. Dukungan juga datang ketika saya melakukan kegiatan PKM di Kecamatan Cisarua, terlihat peserta PKM tidak hanya dihadiri oleh pegawai kecamatan saja tapi dihadiri juga perwakilan pegawai dan karang taruna dari masing-masing desa disertai dukungan dari Camat Cisarua yang ikut menghadiri dan memberikan sambutan dalam kegiatan PKM. Bahkan dukungan juga disampaikan oleh Bupati Sumedang dalam kunjungannya, bahwa kegiatan PKM seperti ini harus diberikan kesempatan dalam memberikan dampak perubahan terbukti dengan akan dijadikannya Kecamatan Cisarua sebagai kecamatan percontohan dalam publikasi kinerja kecamatan. Adanya dukungan demi dukungan yang diberikan, memotivasi saya untuk terus berupaya melakukan perubahan dalam meningkatkan keilmuan bagi kepentingan masyarakat.

14. Kemampuan berkomunikasi:

Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam membina hubungan sesama manusia. Dalam membina komunikasi dengan lingkungan, saya sering melakukan kunjungan dalam rangka silaturahmi baik dilingkungan civitas akademika, pemerintahan maupun di lingkungan masyarakat. Di lingkungan civitas akademika STMIK Sumedang berdekatan dengan PTS lain seperti STIKES, STIE, STIE, STKIP Sebelas April Sumedang dan PTS yang lainnya. Saya sering berkunjung ke PTS tersebut untuk bersilaturahmi dan membicarkan seputar pengembangan perguruan tinggi termasuk penerapan sistem informasi di PTS tersebut. Dari pembicaraan tersebut, saya banyak mendapatkan respon positif dengan dimintanya saya untuk membantu dalam mengembangkan sistem informasi di PTS tersebut. Begitupun di lingkungan pemerintahan dan masyarakat saya juga melakukan hal yang sama. Adanya kegiatan PKM yang telah saya lakukan bermula dari adanya komunikasi yang terjalin. Sebagai contoh, sebelum melakukan kegiatan PKM di kecamatan Cisarua, saya di telepon oleh pegawai desa yang menyampaikan undangan untuk rapat di kantor kecamatan. Saya menerima undangan tersebut dan ternyata saya diminta untuk menjelaskan seputar tren pengembangan teknologi di pemerintahan. Sebagai orang baru yang kemudian ada ditengah-tengah masyarakat, saya mencoba menyampaikan penjelasanya dengan menggunakan bahasa daerah dengan harapan agar materi gampang dipahami. Hasilnya sangat luar biasa mereka sangat antusias dengan banyaknya pertanyaan dan tanggapan dari peserta. Sehingga kesimpulan dari rapat tersebut adanya kesepakatan kerjasama antara pihak STMIK Sumedang dan Pemerintahanan Kecamatan Cisarua dalam pengembangan sistem informasi berbasis website. Sehingga dengan membina komunikasi yang baik akan berdampak pada terjalinnya kerjasama yang berkelanjutan.

15. Kemampuan kerjasama:

Membina komunikasi yang baik akan berdampak pada terjalinnya kesepakatan kerjasama antara STMIK Sumedang dengan beberapa pihak terkait. Adanya serangkaian kerjasama yang terjalin akan menjawab pertanyaan mayarakat tentang peran serta institusi. STMIK Sumedang harus  memperkenalkan diri kepada masyarakat agar eksistensi institusi dalam berpartisipasi mendorong masyarakat untuk berkembang dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Dalam segala kesempatan saya juga terus berusaha untuk terus mengabdi pada masyarakat dalam mengamalkan ilmu yang saya dapatkan dengan jalan membina hubungan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dengan menawarkan keuntungan bersama. Saya diuntungkan mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan keilmuan saya, sedangkan pihak yang bekerjasama diuntungkan dibantunya dalam pengembangan sistem informasi yang berdampak pada efektifitas layanan untuk masyarakat. Selain bidang pendidikan dan pemerintahan, saya juga terus mencari celah untuk melakukan kerjasama dengan para pelaku UMKM yang ternyata sangat banyak dan berpotensi untuk berkembang,  seperti dempo kosmetika, rumah bisnis desan, dan pelakuk UMKM lainnya. Lingkup kerjasama yang saya upayakan untuk institusi adalah tingkat menengah kebawah dengan alasan mereka yang saat ini perlu dibantu dalam bersaing di era berkembang saat ini. Tapi saya juga tidak menutup apabila ada kesempatan membina kerjasama dengan instansi yang lebih tinggi.

D. Manajemen / Pengelolaan Institusi

16. Implementasi kegiatan dari usulan / pemikiran:

Sebuah manajemen akan solid dengan adanya kerjasama yang terbangun di semua unsur civitas akademika yaitu unsur pimpinan, dosen, staf, dan mahasiswa. Dalam membangun pondasi kekeluargaan dalam sebuah institusi harus terbinanya komunikasi yang baik dan pandangan yang sejalan. Pada prakteknya setiap unsur seperti ada pembatas yang memungkinkan menimbulkan pandangan yang berbeda. Salah satu upaya yang saya lakukan yaitu dalam bentuk kegiatan olahraga seperti futsal dan bulu tangkis. Kegiatan olahraga bersama tersebut dalam upaya mempererat silaturahmi antara sesama dosen, pimpinan, staf, dan mahasiswa yang akan berdampak pada peningkatan kinerja institusi. Salah satu pengalaman yang belum saya rasakan sampai saat ini adalah menjadi penjabat struktural di institusi sehingga ruang yang saya miliki dalam mengelola institusi sangat terbatas. Namun saya sebagai dosen tetap, selalu berusaha untuk memberikan ide-ide yang dapat berguna dalam meningkatkan kualitas institusi, seperti sebaga panitia PMB, promosi institusi dalam kegiatan PKM, penelitian, membantu dalam penyusunan borang, aktif dalam kegiatan masyarakat dan kegiatan sosial lainnya. Saya juga beberapa kali ditunjuk sebagai perwakilan dari STMIK Sumedang untuk mengikuti kegiatan bimtek, seminar, dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah IV dengan tema meningkatkan kualitas pengelolaan institusi. Hasil dari kegiatan tersebut saya laporkan sebagai bahan untuk meningkatnya kualitas dari perguruan tinggi.

17. Dukungan institusi:

Kegiatan tanpa dukungan tidak akan berdampak pada kinerja kerja nyata. Apalagi dosen dituntut untuk melakukan serangkaian tugas utama mereka yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ketika saya tidak berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi berarti saya belum bisa disebut dosen.  Untuk melaksanakannya tugas utama itu, saya tidak dapat melakukannya sendirian tetapi harus adanya dukungan dari institusi. Salah satu kendala perguruan tinggi swasta dalam menyelenggarakan penelitian dan PKM dosen yaitu dalam hal pendanaan. Sudah bukan rahasia umum lagi jika minat dosen untuk meneliti sangat minim. Salah satu kendala yang dirasakan yaitu kurangnya dukungan dana. Besarnya biaya penelitian tidak sebanding dengan dana yang tersedia di perguruan tinggi swasta. Sehingga bagi dosen yang ingin melakukan penelitian harus menggunakan dana sendiri untuk memenuhi tugasnya sebagai dosen begitupun dengan kegiatan PKM yang diusulkan. Walaupun demikian, STMIK Sumedang selalu mengupayakan dana untuk setiap penelitian dan PKM yang dilaksanakan. Bentuk dukungan yang diberikan oleh institusi terkait kegiatan olahraga bersama yang saya usulkan dengan dibiayainya tempat olahraga, dibuat jadwal tetap, dan adanya sumbangan dana untuk pembuatan kaos olahraga. Dalam kegiatan bimtek, seminar, dan pelatihan, pihak insititusi juga memberikan dukungan seperti membuatkan surat tugas, adanya uang pembinaan, dan menyediakan mobil untuk transportasi. Sebagai tanggungjawab institusi kepada para pegawainya termasuk dosen, institusi membantu dalam mengurus BPJS dan untuk pembayarannya ditanggung oleh institusi.

18. Kendali diri:

Saya seorang muslim yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Ada hadist dari Abu Hurairah ra, Rosulullah bersabda : “orang kuat bukanlah yang kuat dalam bergulat, namun orang yang mampu menguasai dirinya tatkala Marah. (HR. Muttafaq 'Alaih)”. Hadist tersebut saya jadikan pedoman bahwa sifat emosi dan amarah itu tidak mencerminkan orang yang kuat sehingga sebisa mungkin saya berusaha untuk dapat mengendalikan diri saya dalam berbagai situasi. Tugas mengampu mata kuliah di homebase sendiri menuntut saya lebih siap untuk menjawab kepercayaan dari atasan saya. Saya diberi kepercayaan untuk mengampu beberapa mata kuliah yang berbeda di prodi Sistem Informasi. Banyaknya mata kuliah yang saya ampu tidak lantar membebani saya tetapi tetap memberikan yang terbaik untuk institusi. Saya mencoba melihat kondisi saat ini dengan selalu berpikir positif untuk kebaikan bersama. Prodi sistem informasi homebase saya saat ini jumlah mahasiswanya belum terlalu banyak dan kelasnya pun masih sedikit sehingga saya dituntut untuk siap mengampu beberapa mata kuliah yang berbeda. Saya mengambil hikmahnya bahwa sebagai dosen justru harus terus berlajar dan mengupdate keilmuan untuk meningkatkan kualitas diri. Selain itu juga, berada dilingkungan organisasi memungkinkan adanya ketidak pahaman antar pelaku organisasi. Begitupun ditempat saya bekerja sekarang perbedaan pendapat dengan teman sejawat sudah bukan menjadi hal yang baru. Tetapi saya berpikir bahwa pendapat itu merupakan hak dari setiap orang yang perlu saya hargai. Disini bukan masalah kalah menang dalam berpendapat tetapi lebih kepada mengambil mana yang terbaik untuk kepentingan bersama apalagi berkaitan dengan kebaikan institusi. Sehingga saya selalu menghargai setiap pendapat yang diberikan. Saya berpandangan bahwa mengalah untuk kebaikan itu dalam sebuah organisasi merupakan pemenang yang sesungguhnya. Dalam melakukan kegiatan pengajaran juga dengan keaneka ragaman sifat dan watak peserta didik berpeluang munculnya prilaku mahasiswa yang memancing emosi dan amarah.  Sehingga sebelum terjadi, saya sudah siap mengendalikan diri saya.

19. Tanggungjawab:

Tugas dan tanggung jawab sebagai dosen itu relatif berat selain harus melakukan tri dharma perguruan tinggi dan keteladan, juga harus mampu membawa nama baik pribadi dan institusi. Dengan sikap tanggungjawab  saya dapat menyadari apa yang seharusnya saya dilakukan dan mana yang tidak seharusnya saya lakukan. Sebagai contoh bentuk tanggung jawab saya kepada institusi, sebelum awal perkuliahan saya sudah menyerahkan SAP dan Silabus ke Ketua Prodi dan BAAK dan saya publikasi di website http://www.atep-ruhiat.info/sap-dan-silabus/. Salah satu kesulitan yang saya hadapi yaitu dalam mengumpulkan bahan ajar yang harus dikumpulkan sebelum perkuliahan dimulai kondisinya saya mengajar beberapa mata kuliah yang berbeda. Tapi saya tidak melepas tanggung jawab saya begitu saja, biasanya saya meminta waktu empat pertemuan (satu bulan) untuk mengumpulkan bahan ajar karena membuat beberapa bahan ajar untuk mata kuliah yang berbeda membutuhkan waktu dan pemikiran. Sebagai buktinya saya selalu mempublikasi bahan ajar yang saya buat pada link http://www.atep-ruhiat.info/bahan-ajar/. Begitupun dalam proses pengajaran, selain memberikan materi perkuliahan saya juga selalu menanamkan nilai-nilai etika dan agama. Sehingga pertanggungjawaban saya tidak hanya untuk diri saya pribadi dan institusi tetapi bagi mahasiswa dan orang tua mahasiswa. Saya juga sudah melakukan dua penelitian yang sudah dipublikasikan dalam kurun waktu dua tahun. Sedangkan kegiatan pengabdian pada masyarakat sebanyak tiga belas kegiatan dalam kurun waktu satu tahun.

20. Keteguhan pada prinsip:

Saya mengimplementasikan keteguhan prinsip saya pada saat memberikan nilai kepada mahasiswa. Aturan penilaian yang berlaku di institusi yaitu tugas terstruktur (20%), tugas mandiri (20%), Ujian Tengah Semester (20%) dan Ujian Akhir Semester (40%). Namun insitusi memberikan keleluasaan kepada dosen dalam memberikan aturan penilaian sendiri. Tetapi bagi mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 75% tidak diperbolehkan mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). Banyak kasus yang terjadi dilapangan terdapat beberapa mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 75% tetapi mengikuti UAS. Selain itu juga, beberapa mahasiswa melanggar aturan ketika ujian seperti tidak membawa kartu, jas almamater, dasi, dan tidak menggunakan pakaian putih hitam. Dalam hal ini saya bertindak tegas dengan mempersilahkan mahasiswa tersebut untuk keluar dan menghubungi pihak lembaga. Bagi mahasiswa yang melalaikan tugas belajar mereka saya tidak memberikan nilai perbaikan, saya lebih menghargai mahasiswa yang menghargai tugas belajar mereka dari pada mereka yang lalai. Sehingga apabila ada mahasiswa meminta nilai perbaikan, tetapi mahasiswa tersebut jarang mengikuti kuliah, tugas tidak mengerjakan, apalagi nilai ujiannya rendah saya tetap tidak akan memberikan perbaikan. Hal tersebut saya lakukan semata-mata untuk menjaga nama baik institusi. Keterbatasan saya terlibat dalam pengelolaan institusi bukan berarti saya tidak mempunyai prinsip dalam mamajukan STMIK Sumedang. Saya mempunyai keyakinan dalam meningkatkan kualitas manajemen institusi harus adanya rasa saling memiliki dengan didasari komunikasi yang terjalin baik antar civitas akademika dan juga pihak luar. Prinsip itu yang selalu saya tanamkan pada diri saya dalam melaksanakan tugas dari institusi. Apalagi sebagai alumni sekaligus dosen saya paham betul suasana akademik di STMIK Sumedang. Hal itu saya jadikan acuan dalam menciptakan suasana akademik yang lebih kondusif dan nyaman kemajuan institusi. Oleh karena itu, tanpa bosan saya terus berupaya mengajak baik secara langsung maupun tidak langsung rekan dosen, staf, dan pimpinan untuk berbaur dalam kegiatan-kegiatan rutin untuk berbartisipasi salah satunya dalam kegiatan olahraga rutin. Keteguhan pada prinsip bukan berarti harus memaksakan kehendak pribadi tetapi lebih kepada cerminan usaha diri untuk menciptakan suasana akademik di lingkungan institusi yang lebih tertata. Walaupan hasilnya tidak sesuai ekspektasi tapi saya selalu berpikir positif dengan mencoba menerima masukan-masukan dan  menghargai setiap pendapat yang diberikan.

E. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa

21. Peran pada kegiatan mahasiswa:

Berada di lingkungan civitas akademika sebagai dosen dituntut untuk aktif berperan serta dalam kegiatan-kegiatan kampus. Tidak hanya Tri Dharma Perguruan Tinggi saja yang menjadi tugas pokok saya sebagai dosen tetapi ikut berperan aktif dalam kegiatan intra dan ekstra mahasiswa juga dilakukan. Peran serta saya dalam kegiatan intra mahasiswa yaitu dalam pembimbingan topik khusus dan Tugas Akhir mahasiswa. Di STMIK Sumedang terhadap beberapa peminatan ekstra kurikuler yang dinamakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) diantaranya dalam bidang olahraga, keagamaan, seni, dan pencinta alam. Mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti salah satu dari kegiatan UKM tersebut sebagai salah satu persyaratan sidang Tugas Akhir/Skripsi. Peran institusi juga terlihat dalam memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi membina UKM Futsal. Saya dengan senang hati menerima tugas tersebut. Selain menekuni hobi, saya juga mencoba untuk aktif bersama mahasiswa dalam menciptakan “hidup sehat dengan rutin berolahraga” dilingkungan institusi. Peran dosen dan mahasiswa di luar lingkungan kampus juga terlihat dalam kegiatan sosial seperti menjadi pembicara dan melakukan baksos. Salah satu bentuknya yaitu dengan memberikan sumbangsih dalam bentuk bantuan tenaga dan material pada korban bencana. Contoh baru-baru ini yang terjadi di daerah Sumedang tempat saya tinggal yaitu terkena bencana longsor dan banjir. Saya dan mahasiswa tergerak untuk ikut merasakan dengan terjun langsung ke lapangan dengan menggalang dana dan memberikan bantuan bagi warga yang terkena bencana.

22. Implementasi peran:

Peran serta dosen dalam kegiatan mahasiswa menjadi pertanyaan, seberapa pentingkah pengaruh dosen dalam kegiatan mahasiswa tersebut? Jawaban dari pertanyaan itu harus dijawab dengan adanya bukti implementasi dari maksud dan tujuannya. Sehingga dosen tidak sekedar mengikuti kegiatan saja tetapi mempunyai maksud dan tujuan yang jelas. Pembimbingan yang saya lakukan pada saat membimbing mata kuliah Topik Khusus adalah membahas tema yang sedang tren saat ini diserta contoh-contoh prodaknya serta gambaran tentang apa yang harus dilakukan mahasiswa dalam kegiatan ini. Begitupun dalam pembimbingan Tugas Akhir saya mencoba memahami maksud dan tujuan mahasiswa dalam mengambil topik penelitian, memberikan arahan, menyarankan referensi, serta memperbaiki penulisan laporan sampai karya mereka layak untuk dipersentasikan. Setelah saya dipercaya menjadi Pembina UKM Futsal, saya melaksanakan tugas selayaknya sebagai pembina seperti berdiskusi dengan mahasiswa, membuat rencana kegiatan, ikut berpartisipasi dalam pertandingan, menjadwalkan pertandingan persahabatan, dan memonitoring kegiatan serta merencanakan mengadakan event. Dengan adanya keterlibatan dosen dalam kegiatan UKM diharapkan dapat memberikan semangat bagi mahasiswa agar tidak lupa untuk berolahraga. Adanya bencana longsor dan banjir yang terjadi di Sumedang dan Garut mendorong institusi segera tanggap dengan mengerahkan mahasiswa untuk terjun ke lapangan melakukan kegiatan sosial. Peran serta saya beserta mahasiswa yaitu bersama-sama terjun langsung menggalang dana, menyalurkan bantuan, datang ke lokasi bencana, dan berbincang dengan warga terdampak membuktikan bahwa kita hidup ini tidak sendirian ada orang disekitar kita yang sama-sama saling membutuhkan. Implementasi peran saya juga sebagai pembicara adalah bukti dukungan saya mengapresiasi kegiatan mahasiswa.

23. Interaksi dengan mahasiswa:

Interaksi dosen dan mahasiswa pada umumnya terjadi pada saat tatap muka di kelas. Saya juga mengefektifkan waktu pada saat memberikan mata kuliah untuk mencoba mengenali mahasiswa, seperti di awal mengucapkan salam, bertanya kabar, kesiapan belajar agar mahasiswa merasa rileks dalam menerima mata kuliah serta memfokuskan diskusi dan tanya jawab. Saya juga membiasakan diri setelah mahasiswa selesai mengisi daftar hadir, saya sering mengulang melakukan absensi dengan cara memanggil nama mahasiswa. Selain pada saat tatap muka di kelas saja, usaha lainnya juga saya lakukan untuk membina komunikasi dengan mahasiswa seperti dengan alat komunikasi, media social, dan e-learning. Dalam pembimbingan topik khusus atau tugas akhir, saya membuat jadwal seminggu dua kali untuk mendorong mahasiswa dalam menyelesaikan kegiatan tersebut dengan tepat waktu. Kegiatan diluar kelas juga saya lakukan untuk membina interaksi dengan mahasiswa dengan kegiatan UKM. Sebagai Pembina UKM saya setiap jadwal kegiatan berusaha untuk datang dan ikut berpastisipasi. Saya juga membiasakan diri melakukan absensi dengan cara memanggil nama mahasiswa dan mencoba menyapa untuk berinteraksi. Setelah selesai kegiatan saya meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas dari kegiatan UKM ini, seperti membahas pembuatan kaos tim untuk memacu semangat mahasiswa, melakukan pertandingan persahabatan untuk melihat potensi mahasiswa, dan merencanakan event pertandingan futsal untuk promosi sebagai bentuk tanggungjawab kepada institusi. Selain itu interaksi juga dilakukan via HP, BBM, dan  medsos. Salah satu bentuknya yaitu dengan dibuatnya Grup UKM Futsal STMIK Sumedang melalui Facebook. Segala bentuk informasi disampaikan di grup tersebut seperti pengumuman kegiatan, jadwal pertandingan, dokumentasi kegiatan, dan eksistensi kegiatan lainnya. Dengan sdanya komunikasi formal dan non formal tersebut akan menciptakan suasana kedekatan yang lebih interaktif antara dosen dan mahasiswa.

24. Manfaat kegiatan:

Serangkaian upaya telah saya lakukan dalam membina interaksi dengan mahasiswa sampai berbuahnya manfaat. Interaksi saya dikelas seperti melakukan diskusi, tanya jawab, dan absensi secara langsung dapat lebih mengenalkan saya kepada mahasiswa segitupun sebaliknya. Adanya penerapan e-learning di institusi tidak menurunkan semangat saya dalam memberikan kuliah dengan cara tatap muka. Justru adanya classroom tersebut saya jadikan media alternatif : pertama, ketika saya berhalangan hadir saya dapat memberikan materi dan tugas kepada mahasiswa lewat classroom, kedua, pada saat perkuliahan dikelas tidak mencukupi maka saya dapat memberikan kuliah tambahan dengan mengupload materi yang belum tersampaikan pada saat tatap muka melalui classroom, dan yang ketiga, saya memfasilitasi bagi mahasiswa yang berhalangan hadir sehingga dapat mendapatkan materi yang telah disampaikan di classroom. Selain itu dengan adanya e-learning ini saya juga dapat berdiskusi secara online dengan mahasiswa membahas topik kegiatan perkuliahan. Dengan terjun langsung ke lapangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan mahasiswa saya dapat mengetahui potensi mereka dalam menekuni kegiatan. Banyak bibit –bibit potensi yang muncul dari mahasiswa dalam kegiatan futsal ini yang perlu di apresiasi. Sebagai Pembina saya juga mencoba menjadi sebagai pelatih untuk mengembangkan bakat mereka. Selain bermanfaat pada kesehatan, kegiatan ini dapat menumbuhkan jiwa kedisiplinan, menimbukan rasa kebersamaan, bekerjasama dalam tim, dan dapat mengatur strategi untuk keberhasilan. Nilai-nilai itu selalu saya tanamkan kepada mahasiswa agar mereka tidak hanya berolahraga saja tetapi mengambil hikmah lain dari dibalik kegiatan tersebut. Sedangkan manfaat melakukan pertandingan persahabatan dengan pihak lain secara rutin berdampak bukan pada kemenangan atau kekalahan yang diraih tetapi lebih kepada melatih kekompakan tim dalam bekerjasama dan memperbanyak silaturahmi. Keikut sertaan dalam event juga pernah beberapa kali dilakukan, walaupun bakat-bakat tersebut belum berdampak pada prestasi yang diraih tetapi pengalaman bertanding cukup memberikan pelajaran buat mereka untuk terus berlatih dan berusaha.
Saya dosen yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya deskripsikan adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun termasuk penghentian tunjangan dan mengembalikan yang sudah diterima apabila pernyataan ini dikemudian hari terbukti tidak benar. Semoga dapat memberikan gambaran buat pembaca khususnya yang sedang melalui tahapan Serdos. Bahwa sebaik-baiknya tulisan ialah asli buatan sendiri walapun sederhana namun keyakinan dan contoh real dilapangan memberikan nilai tersendiri bagi kelulusan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar